Atasan yang baik tentu menjadi impian semua orang. Namun, apa jadinya jika Anda terjebak bersama seorang atasan yang sulit? Simak kiat berikut:
Semua manusia yang dilahirkan, tak bisa memilih siapa calon orangtuanya di muka bumi ini, demikian juga halnya dengan posisi sebagai karyawan. Sebagai seorang profesional di dunia kerja, Anda tak bisa memilih siapa atasan Anda kelak, di perusahaan tempat bekerja.
Dan, hal ini terjadi tak saja bagi karyawan di tingkat rendah saja, tapi juga pada Anda yang telah mencapai posisi yang cukup tinggi. Mengingat pepatah, “Diatas Langit Masih Ada Langit”, demikian juga para atasan. Diatas atasan, masih ada atasan “atasan” Anda.
Sebagai seorang profesional, ketika dihadapkan pada situasi dimana Anda mendapat seorang atasan yang sulit, kecenderungan untuk menyerah, kalah, mundur, atau terus-menerus dihantui perasaan tak menyenangkan, akan memberi pengaruh yang cukup mengganggu pada kinerja diri Anda, baik sebagai anggota dari komunitas besar perusahaan ataupun bagi perkembangan diri sendiri-baik secara mental maupun moril, disertai perasaan-perasaan negatif yang tak baik.
Nah bila Anda memiliki atasan yang sulit ditaklukkan, ikuti saja tips berikut!
Bad Boss, Tak Berarti Pribadinya Buruk
Jangan terlalu cepat menghakimi atasan sebagai bos yang tak baik. Karena, untuk mengenal karakter memimpin dari seseorang tidaklah bisa dilakukan hanya dalam waktu singkat. Tapi diperlukan pengenalan lebih jauh akan cara,sikap,karakter bahkan kebiasan atasan Anda di tempat kerja.
Banyak orang cenderung lekas mengambil kesimpulan atas sikap-sikap atasannya. Bisa saja ia dinilai terlalu keras pada bawahan,terlalu sombong sehingga atasan tipe ini tak pernah bisa mempercayai kinerja bawahannya, atau bisa juga Anda terlalu cepat menilai, atasan adalah sosok yang tidak ‘capable’ di bidangnya.
Sebelum menilai terlalu dini dan terburu-buru, sebaiknya fokus saja pada pekerjaan, yang menjadi kewajiban Anda di tempat kerja. Dahulukan apa yang menjadi prioritas bekerja. Berikan kontribusi yang baik, dan secara perlahan-lahan, kenali tipe pemimpin seperti apa atasan Anda tadi. Karena, belum tentu secara pribadi atasan memiliki karakter dan sifat negatif seperti yang telah Anda tudingkan.
Jangan Terpancing Gosip Kantor
Seringkali, penilaian Anda kepada atasan sedikit banyak dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan umum. Baik itu dari rekan-rekan Anda di tempat kerja, atau pembicaraan makan siang bersama departemen lain, sehingga akan memicu munculnya gosip, bahkan bisa mendorong Anda terjerumus lebih jauh ke dalam lingkaran negatif. Jika sudah demikian, disadari atau tidak, akan memicu munculnya rasa tak nyaman bagi Anda dalam bekerja sehari-hari. Jadi sebaiknya, hindari masuk ke dalam lingkaran pergaulan dengan rekan kerja yang tanpa henti membicarakan kejelekan atasan di tempat kerja Anda. Lebih baik, Anda selalu mengisi kegiatan pribadi dengan hal-hal positif, yang dapat menunjang perkembangan diri Anda sendiri.
Ternyata Sang Bos memang Bad
Siapa sih, yang mau punya atasan kurang baik dalam tata cara dan sikap kepemimpinannya? Anda pun demikian, bukan? Nah, ada banyak tipe yang bisa dikatakan memiliki ciri-ciri sosok pemimpin yang tak baik, alias Bad Boss. Ada atasan yang suka marah-marah di tempat terbuka. Tipe atasan ini tak akan segan-segan mengomel atau berteriak dan memaki Anda di depan rekan-rekan lain, bila dimatanya anda melakukan kesalahan.
Ada pula tipe atasan yang memiliki sifat moody, alias “angot-angotan”. Suasana hati atasan tipe ini sangatlah sulit ditebak. Bisa hari ini senang bukan main, tiba-tiba di lima menit berikutnya, ia bisa marah-marah pada Anda.
Namun, ada pula tipe atasan tak suka marah dan memaki pada bawahannya, tapi ia justru mendiamkan bawahannya. Ia tak pernah mengajak Anda berdiskusi membicarakan pekerjaan, tak pernah secara terbuka memanggil untuk membicarakan langkah karier Anda di perusahaan. Atau, ada juga tipe yang tak pernah memberi penghargaan atas hasil kerja keras Anda secara terbuka.
Jika Anda memiliki tipe atasan seperti ini, jangan buru-buru berniat hengkang. Kerena, hengkang yang hanya dipicu oleh kemarahan dan rasa tak puas, tidak akan memberikan hasil yang memuaskan bagi perkembangan diri Anda. Sikap yang harus Anda pertahankan adalah bersabar. Selain itu, dalam dunia profesional kerja, jangan mencampuradukkan pekerjaan dengan perasaan.
Jadi, bila Anda dimaki, dimarahi atau tak dihargai, jangan merasa sakit hati. Tunjukkan kebaikan dan ketulusan hati Anda dalam berkerja sama dengan atasan tipe ini. Janganlah terpancing emosi sesaat dan merasa tersinggung. Karena, bila “keburukan” atasan Anda balas dengan keburukan juga, lalu apa bedanya Anda dengan dirinya?
Berhati-hatilah!
Jika tiap orang tua selalu mengingatkan kita sebagai anaknya untuk berhati-hati dalam segala hal, begitu pula nasihat tadi bisa diterapkan dalam situasi bila Anda memiliki Bad Boss. Berhati-hatilah mengambil langkah, yang berkaitan dengan pekerjaanyang ditugaskan kepada Anda.
Gunanya, tentu saja untuk menghindarkan Anda pada tembakan amarah yang keluar dari sang atasan bila sedikit saja melakukan kesalahan. Bila ternyata atasan Anda sudah memaki, jangan buru-buru panas. tapi segeralah minta maaf atas kelalaian yang Anda buat. Bila Anda tidak bersalah, tapi sang Bad Boss sudah terlanjur menghunuskan pedang amukannya kepada Anda, diam bisa benar-benar berarti emas dalam kondisi tertentu. Nah, setelah atasan selesai menumpahkan semua amarahnya, barulah Anda dengan sikap bijak mendatanginya, meminta waktu sebentar untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya.
Jelaskan secara perlahan dan pasti, tanpa menghakimi atasan yang sudah terlanjur memaki Anda. Dan, berikan janji pada atasan, kesalahpahaman yang baru saja terjadi, diusahakan agar tak akan terjadi lagi di masa datang. Lalu, tunjukkan kesungguhan dan komitmen Anda untuk bekerja sama dengan atasan. Komunikasi adalah kunci utama dalam hal ini.
Jadilah Sahabat Sejati
Anda sering mendengar istilah ABG saat ini bukan, yang menyebut sahabat atau teman dekat BFF alias Be Friend Forever. Nah, BFF – lah dengan atasan Anda. Biar bagaimanapun, atasan juga manusia yang sering luput dari kesalahan. Dan, ia pun pasti membutuhkan seorang teman.
Maka, cobalah berteman dengan atasan di tempat kerja. Cari tahu dan gali apa persamaan antara Anda dengan dirinya, entah itu hobi maupun kesenangan lainnya. Ajaklah sesekali melakukan aktivitas yang Anda berdua senangi bersama-sama.
Bila kebetulan atasan Anda sesama wanita, dan sama-sama senang berburu fashion discount di mal, tak ada salahnya Anda mengajaknya berburu bersama. Siapa tahu, ternyata atasan Anda adalah pribadi yang menyenangkan.
Capek Deh!
Bila ternyata Anda sudah tak bisa menghandle atasan di tempat kerja, dan seluruh daya upaya Anda pun tak mempan lagi bagi sang bos, mungkin saja ini saatnya bagi Anda untuk mulai memikirkan career path selanjutnya. Sebelum tergesa-gesa meninggalkan Sang Bad Boss, terlebih dahulu Anda harus kembali fokus pada pekerjaan di tempat kerja saat ini. Jangan sampai Anda meninggalkannya dengan hasil yang amburadul.
Selesaikan semua tugas yang diberikan kepada Anda dengan sangat baik. Do the best what you can do. Sisanya, serahkan kepada Tuhan, dan berusahalah mencari tempat yang lebih baik lagi. Walaupun tempat baru nantinya belum tentu menjanjikan tidak memiliki Bad Boss, lho! Namun, daripada sengsara yang ujung-ujungnya menimbulkan stres berlebihan, lebih baik tinggalkan Bad Boss Anda. Sebagai manusia, Anda layak dan pantas diperlakukan dengan baik. Semoga Sukses!
Kamis, 03 Juni 2010
Tips Mengatasi "Bad Boss"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar